December 27, 2008 ~ tonihidayat
Jakarta – Betapa senangnya hati Mohamad Syaiful dan Mevysa, keduanya adalah siswa kelas 11, SMA 15 Bandung. Pasalnya, majalah dinding (mading) di sekolahnya kini bisa kembali aktif setelah sekian tahun tidak aktif karena tak ada yang mengurusnya.
Namun yang dibuat kedua ABG tersebut bukanlah sembarang mading. Tetapi dengan membuatnya di layanan blog, mading sekolah mereka mendunia.
Mading online memang mempunyai sejumlah kelebihan. Seperti bisa dikerjakan oleh sedikit orang tapi bisa dibaca oleh banyak orang dimana saja, yang tentunya memiliki akses internet. Selain itu, mading online juga paper less dan sangat mendukung untuk urusan pengarsipan, karena tersimpan rapih di dunia maya.
Baik Syaiful ataupun Mevysa pun berencana akan mengajukan ekstrakulikuler mading online ke kepala sekolahnya. Menurut mereka, selama ini mading di sekolahnya tidak aktif karena tidak ada yang mengurusnya.
“Sudah lama tidak aktif. Mungkin karena malas tidak ada yang mengurusnya. Tapi dengan blog, siapa pun bisa mengurus dan bisa dimana saja,” kata Syaiful kepada detikINET, Jumat (27/12/2008).
Berawal dari Workshop
Impian Syaiful dan Mevysa untuk menghidupkan kembali mading di sekolahnya tidak akan terwujud jika, Bandung Blog Village (BBV) tidak menyelenggarakan Bandung Blog Vaganza (BBV) 2008 beberapa waktu lalu di Comlabs ITB.
BBV 2008 adalah kegiatan workshop untuk membuat mading online dengan menggunakan blog sebagai sarananya. Nah, sebagai tindak lanjut dari BBV 2008, BBV gelar kompetisi sebagai apresiasi dari semangat para peserta workshop.
Menurut Ihwanul Ihwan, ketua panitia kompetisi Mading Online BBV 2008, kompetisi ini adalah kompetisi pembuatan media publikasi kegiatan siswa dan siswi di sekolah yang dikenal dengan istilah mading.
“Namun mading tersebut dituangkan ke dalam bentuk online via internet. Kompetisi ini juga mengkampanyekan konsep paper less yang mudah diadopsi oleh rekan-rekan SMA,” terang Ihwan, panggilan akrab Ihwanul Ihwan.
Kompetisi mading online sebenarnya adalah kelanjutan dari workshop mading online yang diselenggarakan oleh BBV beberapa waktu yang lalu. “Ini tindak lanjutnya. Kita tidak ingin hanya sekedar memberikan workshop semata, tapi kita juga memberikan kesempatan untuk langsung mengaplikasikan apa yang mereka dapatkan dalam workshop kemarin,” kata Ihwan.
Rupanya, antusias para siswa SMA dan SMK di Bandung begitu besar. Hal ini membuat BBV membuka pendaftaran hingga hari Sabtu (27/12/2008). “Kita terpaksa menambah waktu pendaftaran karena antusiasme para siswa SMA dan SMK di Bandung akan kompetisi ini sangat besar. Kita banyak menerima telepon, sms bahkan e mail untuk mendaftarkan tim mereka,” papar pria yang juga menjabat sebagai Perdana Menteri BBV ini.
Kompetisi ini dimulai dari awal pendaftaran hingga hari Sabtu (10/1/2009). Untuk kompetisi, mading online tersebut harus berisi kegiatan sekolah serta terdapat artikel yang berkenaan dengan lingkungan. “Artikel harus original hasil karya sendiri. Apabila artikel merupakan kutipan dari sumber lain, diharap mencantumkan sumbernya,” terang Ihwan.
Peserta diharuskan melakukan mentoring dengan mentor masing-masing minimal 3 kali selama masa kompetisi. Satu tim yang terdiri dari 3 orang akan mendapatkan mentor.
“Kami berharap para peserta bisa menerapkan konsep mading online ini di sekolahnya masing-masing. Hal yang paling sederhana adalah bisa mempublikasikan kegiatan-kegiatan mereka bukan hanya di ruang lingkup sekolahnya namun teman-teman di sekolah lainpun bisa melihat, bahkan dengan adanya mading online bisa dikatakan seluruh dunia bisa menyaksikan kegiatan mereka,” pungkas Ihwan.
Ayo, saatnya tunjukan kreatifitas kalian.
( afz / ash )
Sumber :
http://www.detikinet.com
http://tonihidayat.wordpress.com/2008/12/27/online-kan-mading-kreasi-siswa-bisa-mendunia/
0 komentar:
Posting Komentar